Sedang Tugas Bersama, 3 Tentara Korut Bunuh 5 Militer Rusia

South Korean Marines patrol on Yeonpyeong Island, South Korea, Tuesday, June 16, 2020. North Korea blew up an inter-Korean liaison office building just north of the heavily armed border with South Korea on Tuesday in a carefully choreographed display of anger that sharply raises tensions on the Korean Peninsula and puts pressure on Washington and Seoul amid deadlocked nuclear diplomacy. (Kim In-chul/Yonhap via AP)

Sebanyak 3 orang militer Korea Utara (Korut) dilaporkan telah membunuh 5 tentara Rusia saat sedang bertugas bersama di wilayah Kursk untuk memerangi Ukraina. Hal ini ditegaskan sebuah selebaran Militer Rusia, Jumat (24/1/2025).

Dalam laporan Radio Free Asia (RFA), tiga orang militer Korut itu saat ini sedang dalam pencarian aparat berwenang. Mereka disebut melakukan pembunuhan pada beberapa hari lalu.

“Orang Korea membunuh prajurit Angkatan Bersenjata Rusia. Pada 13 Januari 2025, di wilayah desa Bolshoye Soldatskoye, wilayah Kursk, tiga tentara Korut membunuh lima prajurit Brigade Marinir Terpisah ke-810, unit militer 13140, dari Sevastopol,” demikian bunyi poster pencarian itu, yang diterbitkan oleh pengguna Telegram Spy Dossier.

Brigade Marinir Terpisah ke-810 Rusia telah terlibat dalam pertempuran sengit di wilayah Kursk. Kursk sendiri merupakan wilayah Rusia yang dicaplok oleh Ukraina Agustus lalu sebagai langkah Kyiv untuk menahan serta memecah konsentrasi Moskow yang telah menyerang Timur negara itu sejak Februari.

Sejauh ini, Korut mengirimkan pasukan untuk membantu Rusia mengusir Ukraina yang menguasai Kursk. Hal ini terjadi setelah Moskow dan Pyongyang menekan perjanjian militer yang mewajibkan keduanya saling melindungi antara satu dengan yang lain.

Menurut laporan, 12.000 tentara Korut telah dikirimkan Pyongyang ke medan perang. Negara itu juga telah mengirim lebih dari 10.000 kontainer berisi peluru artileri, roket antitank, serta howitzer mekanis dan peluncur roket.

Tidak ada alasan yang diberikan atas laporan pembunuhan warga Rusia oleh Korut. Namun beberapa blogger militer Rusia menyatakan bahwa insiden tersebut merupakan hasil dari miskomunikasi.

Intelijen Pertahanan Ukraina, atau DIU, mengatakan pada bulan Desember bahwa kendala bahasa antara dua kelompok tetap menjadi kendala yang bermasalah bagi komando dan koordinasi. Ini pernah terjadi saat pasukan Chechnya membantu Rusia.

“Karena masalah ini, tentara Korut melepaskan tembakan kawan pada kendaraan yang disebut batalion Akhmat. Hasilnya adalah delapan orang Chechnya tewas,” kata DIU.

DIU juga melaporkan pada bulan Desember bahwa tentara Korut yang bertempur untuk Rusia di Kursk mengeluhkan kurangnya jatah makanan. Militer Korut yang tidak puas berada di bawah Brigade Marinir Terpisah ke-810 Rusia.

Untuk mengatasi masalah tersebut, DIU mengatakan bahwa pejabat Rusia mengirim Mayor Jenderal Mevlyutov, wakil komandan untuk Dukungan Sumber Daya Distrik Militer Leningrad, ke garis depan di Kursk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*