Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan di Indonesia – Brazil Business Forum, Rio de Janeiro, Brasil, (17/11/2024) waktu setempat. Prabowo mengatakan ketahanan pangan merupakan hal penting sebagai negara.
Bahkan, dia menyebut tidak ada gunanya menjadi anggota aliansi ekonomi internasional dunia seperti G20, jika masih banyak anak-anak yang tidak bisa makan di negaranya.
“Saya selalu berkata dimana-mana, apa gunanya Indonesia menjadi anggota G20, jika 25% anak-anak kita tidak memiliki cukup makanan. Itu adalah salah satu program strategis saya. Makan gratis untuk setiap anak di Indonesia,” kata Prabowo saat memberikan sambutan.
Prabowo mengatakan dirinya tidak bisa menerima jika kelaparan masih terjadi. Diketahui makan siang bergizi gratis merupakan program andalan pemerintahan Prabowo Subianto. Rencananya program ini akan diluncurkan pada 2 Januari 2025 di 937 titik.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengungkapkan dirinya mengungkapkan keinginan dirinya untuk mempelajari program makan gratis dari Brasil. Negeri ini dinilai sudah lebih dulu berhasil menerapkan program ini.
“Jadi, saya sudah meminta tim saya untuk bekerja sama dengan Duta Besar Anda di Indonesia, kami ingin membentuk tim untuk mempelajari program makan sekolah anak-anak di Brasil,” kata Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo mengatakan, sebagai seorang Presiden dia akan fokus untuk membuat Indonesia menjadi negara yang kuat dan modern secara fundamental.
“Pertama, seperti yang dilihat oleh setiap pemimpin, negara harus bisa memberi makan rakyatnya. Tidak ada gunanya memiliki negara, republik, atau pemerintah yang tidak bisa memberi makan rakyatnya,” tegas Prabowo.
“Ini sangat mendasar. Ini sudah menjadi keyakinan saya selama bertahun-tahun. Negara kita harus bisa memberi makan rakyatnya,” imbuhnya.
Karena itu, program ketahanan pangan adalah yang utama pada masa kepemimpinannya ke depan. Sejalan dengan misi negara-negara G20, yaitu ingin memerangi kemiskinan dan kelaparan.
“Pertumbuhan ya, kemakmuran adalah tujuan kita. Tapi tidak ada gunanya jika pertumbuhannya tinggi tetapi mayoritas rakyat tidak bisa menikmatinya, jika kekayaan hanya dipegang oleh segelintir orang, menurut saya itu adalah resep untuk negara yang gagal. Itu adalah keyakinan saya. Harus ada kesempatan yang setara,” ungkapnya.
“Ekonomi tidak boleh dirancang untuk membuat mayoritas rakyat tetap miskin. Ini tidak bisa kita terima. Kita tidak bisa menerima kelaparan,” jelasnya.