
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara mau mendorong hilirisasi dari komoditas pangan hingga kelautan. Menurutnya salah satu yang menjadi kekuatan Indonesia ke depan adalah komoditas rumput laut.
“Dan yang paling besar kekuatan kita di depan adalah rumput laut, seaweed. Karena kita punya pesisir pantai sepanjang 80 ribu lebih kilometer,” kata Jokowi di Jakarta Convention Center, Selasa (8/10/2024).
Menurutnya banyak masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, yang perlu diperkuat dan diberdayakan. Selain itu menurutnya banyak turunan produk dari komoditas ini yang bisa dibuat seperti rumput laut, pupuk organik, kosmetik, makanan, hingga bioavtur.
Sehingga menurut Jokowi pemerintah harus menyiapkan rencana yang taktis untuk memberikan dampak kepada rakyat besar, untuk menaikkan nilai tambah.
“Sehingga betul-betul nilai angka yang ingin kita capai seperti tadi disampaikan bisa kita peroleh,” katanya.
Pada kesempatan itu Jokowi mengatakan GDP per kapita RI sudah mencapai US$ 5.060. Diharapkan pada 5 tahun mendatang bisa mencapai di atas US$ 7.000, hingga US$ 9.000 dalam 10 tahun, dan US$ 13.500 pada 20 tahun mendatang. Asalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di terus dijaga di atas 5%.
Lebih lanjut, dia menuturkan, hilirisasi produk pertanian, kelautan, dan pangan harus terus didorong agar terus memberikan nilai tambah. Terlebih pada sektor ini merupakan memiliki penyerapan tenaga kerja yang besar atau padat karya.
“Kopi jangan di ekspor mentahan, kakao jangan diekspor raw material, nilam jangan diekspor raw material,” kata Jokowi.
Saat ini menurutnya, RI memiliki 1,2 juta hektare kebun kopi, 14 juta hektare kebun kakao, 172 ribu hektare kebun lada. Sedangkan untuk komoditas nilam nantinya perlu diperluas dan diremajakan karena masih sedikit atau 12 ribu hektare.
“Industrinya ada. Baik itu untuk makanan, kosmetik, minuman, dan lain-lain. Sehingga nilai tambah akan terjadi. Dan memang harus dipaksakan, jangan dibiarkan alami, dipaksa, berhenti (ekspor) ya berhenti dengan segala risikonya,” kata tutur Jokowi.