Industri Domestik Belum Serap, Tembaga dari Smelter Raksasa Dieskpor

Smelter tembaga PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur. (Doc PT Freeport Indonesia)

PT Freeport Indonesia (PTFI) telah memulai produksi katoda tembaga di smelter Manyar, Gresik, Jawa Timur. Bersama smelter PT Smelting Gresik, kedua fasilitas ini mampu memurnikan hingga 3 juta ton konsentrat tembaga setiap tahunnya.

Dari jumlah tersebut, diproyeksikan akan dihasilkan sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak.

Presiden Direktur, PT Freeport Indonesia Tony Wenas, mengungkapkan meskipun produksi tembaga ini meningkat, industri dalam negeri ternyata masih belum siap untuk menyerap seluruh hasil produksi dari smelter PTFI.

Ia mencontohkan bahwa dari 330 ribu ton katoda tembaga yang diproduksi PT Smelting, baru sekitar 200 ribu ton dikonsumsi oleh industri domestik. Sementara itu, 130 ribu ton sisanya diekspor.

Menurut dia, kondisi yang sama kemungkinan akan terjadi untuk produksi katoda tembaga dari smelter Manyar yang tercatat akan menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga.

“Jadi kalau saat sekarang dengan kondisi yang sama seperti sekarang kalau kita produksi 600 ribu itu kemungkinan besar semuanya diekspor,” ujar Tony dalam acara Mining Zoner CNBC Indonesia dikutip, Kamis (10/10/2024).

Oleh sebab itu, Tony menekankan pentingnya pengembangan industri hilir di dalam negeri agar produk-produk turunan dari katoda tembaga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh industri domestik.

“Sehingga memang diharapkan industri-industrinya muncul, industri yang lebih hilir lagi,” katanya.

Mengutip bahan paparan PTFI, investasi kumulatif untuk proyek smelter PTFI di Gresik mencapai Rp 58 triliun atau sekitar US$ 3,67 miliar. Proyek ini merupakan pemenuhan komitmen PTFI terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterbitkan pada tahun 2018.

Selain itu, proyek ini juga sejalan dengan inisiatif hilirisasi pertambangan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk di dalam negeri.

Dari segi kontribusi finansial, hampir lima dekade lamanya PTFI telah bekerja sama dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, serta menjadi mitra strategis Indonesia.

Sampai saat ini PTFI setidaknya telah berinvestasi sebesar US$ 18 miliar, termasuk US$ 11 miliar untuk pengembangan Tambang Bawah Tanah dan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto Nasional sebesar lebih dari US$ 71 miliar sejak 1992.

PTFI juga memberikan manfaat langsung kepada Indonesia dalam bentuk pajak, royalti, dividen, dan pembayaran lainnya sebesar US$ 29,3 miliar selama periode 1992-2023. Total manfaat langsung ini melebihi jumlah yang dibayarkan PTFI jika beroperasi di negara-negara lain.

Selain itu, kontribusi tidak langsung dalam bentuk pembayaran gaji karyawan, pembelian dalam negeri, pengembangan masyarakat, pembangunan daerah serta investasi dalam negeri mencapai US$ 64,9 miliar.

PTFI juga merupakan penyedia lapangan kerja swasta terbesar di Papua, dengan lebih dari 208.000 pekerjaan yang diciptakan. Di mana sebanyak 64.000 atau 31% di antaranya berada di Papua, sedangkan 144.000 atau 69% di antaranya berada di luar Papua.

Dengan begitu, PT Freeport Indonesia tidak hanya menjadi penggerak ekonomi lokal, namun juga memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, terutama melalui investasi besar di sektor tambang dan hilirisasi industri tembaga di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*