Disbudpar Kudus seminarkan hasil kajian koleksi Museum Kretek

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggelar seminar terkait hasil kajian sejumlah koleksi dari hibah pengusaha rokok di Kudus sebelum ditetapkan sebagai koleksi yang layak dipamerkan di ruang pertunjukan Museum Kretek Kudus.

“Kegiatan ini membahas 104 koleksi hibah dari keluarga besar pengusaha rokok Kudus yang pernah berjaya pada era 1950-an,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di sela “Seminar Hasil Kajian Museum Kretek” di Museum Kretek Kudus, Kamis.

Ia menjelaskan kajian dilakukan sebagai langkah sebelum koleksi dipamerkan di ruang display atau pertunjukan. Tujuannya, menggali nilai sejarah dan memastikan kelayakan sebagai objek bersejarah yang wajib dilestarikan.

“Total ada 104 koleksi dari sejumlah pabrik rokok legendaris di Kudus. Misalnya, PR Bal Tiga sebanyak 57 koleksi, HM Hoesnan 3 koleksi, Sukandar 6 koleksi, M. Kandar 7 koleksi, NV Trio 9 koleksi, Janur Kuning 2 koleksi, PR Kalo 2 koleksi, PR Tjap Anggoer 4 koleksi, PR Dua Dua 2 koleksi, PR Langsep 2 koleksi, dan PR Sidodadi 10 koleksi,” kata Mutrikah.

Ia menambahkan sebagai kota kretek, Kudus memiliki tanggung jawab menjaga dan mengembangkan warisan sejarah panjang industri kretek. Museum Kretek diharapkan tidak hanya menjadi ruang penyimpanan benda-benda bersejarah, tetapi juga destinasi wisata edukatif dan promosi budaya Kudus.

“Kita perlu mendorong museum ini agar lebih modern dengan mengadopsi teknologi digital. Dengan begitu, bisa memberikan pengalaman interaktif yang menarik bagi pengunjung, khususnya generasi muda,” ujarnya.

Mutrikah menegaskan Pemkab Kudus berkomitmen memasyarakatkan Museum Kretek dengan menggandeng dunia usaha, kalangan pendidikan, pelaku industri tembakau, hingga media.

“Proses pembangunan Kudus tidak lepas dari industri kretek. Mari kita jaga dan lestarikan warisan budaya ini agar Museum Kretek menjadi kebanggaan bersama sekaligus jendela bagi dunia untuk mengenal Kudus,” ujarnya.

Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Kudus Sudarman menambahkan kajian ini merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya. Koleksi yang diteliti bukan hanya berasal dari tiga perusahaan besar, seperti Djarum, Sukun dan Nojorono, tetapi juga dari pabrik-pabrik kecil maupun keluarga perorangan.

“Koleksi yang dikaji sebagian besar berupa bungkus rokok lama, reproduksi foto pabrik, etiket, hingga alat promosi. Setiap item punya nilai historis yang mencerminkan perjalanan industri kretek di Kudus,” ujarnya.

Menariknya, kata dia, setelah kajian dilakukan, sejumlah keluarga pengusaha rokok juga berinisiatif menambah hibah baru, di antaranya dari PR Langsep dan PR Kalo. Saat ini, total koleksi Museum Kretek mencapai lebih dari 1.200 koleksi, sebagian sudah ditata pamer, sementara sisanya masih dalam penyimpanan (storage).

Seminar menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kudus Edy Supratno, Ketua Persatuan Perusahaan Rokok Kudus Agus Sarjono, serta perwakilan keluarga pengusaha rokok Kudus Yudhi Ernawan.

situs slot 88

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*