Presiden dan wakil ketua Microsoft Brad Smith berbicara soal perang teknologi antara Amerika Serikat dan Eropa dengan China. Dia mengingatkan untuk tidak menganggap remeh negara yang dipimpin Xi Jinping.
Menurut dia, China seharusnya tidak dianggap tertinggal. Sebab, dalam banyak hal China hampir dan bahkan mengejar ketertinggalan dalam sektor teknologi.
“Salah satu bahayanya adalah orang-orang yang tidak terlalu sering ke China berasumsi mereka tertinggal,” ucapnya dalam konferensi teknologi Web Summit, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (14/11/2024).
“Namun saat ke sana, Anda akan terkesima dengan banyaknya yang mereka telah lakukan,” kata dia menambahkan.
Di masa depan, Smith meramalkan perusahaan China dan AS akan bersaing makin ketat dalam bidang teknologi. Pada akhirnya AS dan Eropa akan bekerja sama untuk melakukan sesuatu, termasuk kemajuan pada AI di seluruh dunia.
Ramalan lainnya adalah akan ada suatu masa saat beberapa teknologi bakal berpindah ke China. Namun keputusan ini bukan berasal dari para perusahaan tersebut.
Smith juga mengatakan masih terlalu dini menilai keadaan akan lebih menantang terkait perdagangan China saat kepemimpinan AS beralih ke Donald Trump nantinya.
Perusahaan tidak bisa sembarangan untuk masuk ke pasar China. Dia menjelaskan bisnis itu hanya bisa dilakukan jika diinginkan pemerintah China dan AS mengizinkannya.
“Sebenarnya sebagai perusahaan teknologi AS, kami bisa berbisnis di China hanya saat menawarkan layanan yang diinginkan pemerintah China di sana dan pemerintah AS ingin kami ada di sana,” jelas dia.
Microsoft diketahui telah beroperasi di China sejak 1992. Perusahaan telah masuk ke berbagai bisnis, termasuk pusat penelitian dan menjadi pengembangan terbesar di luar AS.