Monkeypox, sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, disebabkan oleh virus Mpox dan pertama kali ditemukan pada monyet yang digunakan untuk penelitian pada tahun 1958, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mpox telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Virus yang awalnya endemik di Afrika tersebut kini telah ditemukan di Eropa dan Asia.
Anak kecil merupakan kelompok yang rentan terkena Mpox. Penyakit ini banyak menjangkiti anak kecil di Republik Demokratik Kongo, negara dengan jumlah kasus Mpox tertinggi yang menyumbang sekitar 96 persen dari total kasus di Afrika.
Bagaimana anak-anak tersebut bisa tertular?
Mengutip U.S Center for Disease Control and Prevention, anak-anak dan remaja dapat terinfeksi MPXV (virus penyebab Mpox) melalui kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi atau dengan bahan yang terkontaminasi. Ini termasuk kontak kulit-ke-kulit yang dekat seperti berpelukan dan tidur di kasur yang sama. Selama kehamilan, virus juga dapat menular ke janin, atau ke bayi baru lahir selama atau setelah kelahiran.
Secara historis, Mpox telah menginfeksi anak-anak dan remaja di banyak negara di Afrika.
Berdasarkan laporan otoritas kesehatan di Republik Demokratik Kongo dan Republik Kongo, banyak anak tertular Mpox diperkirakan karena penularan di rumah (household transmission). Kasus-kasus bermula dari orang dewasa terinfeksi, kemudian menularkan ke anggota rumah lainnya, termasuk anak-anak.
Ada juga risiko anak tertular Mpox dari hewan. Menurut WHO, penularan Mpox dari hewan ke manusia terjadi dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui gigitan atau cakaran, atau selama aktivitas yang berhubungan dengan bangkai atau memakan hewan yang terinfeksi.
Imunitas yang rendah dan malnutrisi juga memperburuk penularan pada anak-anak.
Perkumpulan massal atau acara-acara besar saat ini tidak dikhawatirkan sebagai sumber penularan Mpox, dianggap berisiko rendah. Masyarakat Kongo sangat relijius dan sering ramai beribadah di gereja, namun praktik tersebut tidak menimbulkan klaster penularan Mpox.