Telur adalah salah satu sumber protein yang disukai banyak orang. Selain mudah didapat dan murah, telur bisa diolah jadi menu makanan apa saja.
Dalam satu butir telur mengandung 6 gram protein, lemak tak jenuh tunggal dalam jumlah yang sangat tinggi, kolin yang meningkatkan fungsi otak, serta lutein dan zeaxanthin, dua antioksidan yang dikenal untuk mendukung kesehatan mata.
Meski demikian, menurut sains mengonsumsi terlalu banyak telur dapat mengganggu kesehatan terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Secara khusus, orang yang berisiko terkena penyakit kardiovaskular atau diabetes mungkin perlu membatasi konsumsi telur.
Lantas berapa banyak telur yang aman dikonsumsi sehari?
Melansir Eat This, Not That, mengonsumsi telur sebaiknya hanyalah satu telur utuh atau dua putih telurnya saja. Asosiasi Jantung Amerika menyarankan batasan satu porsi telur per hari.
Menurut Sistem Kesehatan Mayo Clinic, kebanyakan orang sehat dapat mengonsumsi hingga tujuh telur per minggu tanpa memengaruhi kesehatan jantung mereka.
Meski begitu, perlu diingat, berbagai faktor dapat memengaruhi berapa banyak telur yang terlalu banyak untuk setiap orang. Jika Anda memiliki penyakit jantung atau diabetes, konsultasikan dengan dokter untuk menentukan batas pribadi terbaik Anda.
Berikut efek samping mengonsumsi banyak telur setiap hari:
1. Kolesterol
Masih banyak perdebatan mengenai pertanyaan apakah telur meningkatkan kolesterol atau tidak. Selama beberapa dekade, para ahli percaya bahwa kolesterol dalam kuning telur secara langsung berkontribusi terhadap peningkatan kolesterol dalam darah.
Meski begitu, saat ini tampaknya unsur-unsur lain, seperti margarin yang digunakan untuk menggoreng telur dan riwayat kesehatan seseorang, mungkin lebih berdampak terhadap naiknya kolesterol dibanding telur. Riwayat keluarga merupakan prediktor utama kadar kolesterol darah, dan sebagian besar kolesterol dalam darah dibuat oleh hati, bukan dicerna melalui makanan.
2. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Sebuah studi tahun 2019 mengaitkan konsumsi lebih dari 300 miligram kolesterol per hari dengan risiko penyakit kardiovaskular (PKV) 17% lebih tinggi dan risiko kematian 18% lebih tinggi.
Sebuah meta-analisis besar tahun 2022 yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menyimpulkan bahwa konsumsi telur harian yang lebih besar dan kolesterol makanan total dikaitkan dengan risiko PKV dan kematian yang lebih besar.
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan korelasi langsung antara telur dan penyakit jantung, tetapi untuk saat ini, lebih baik batasi batasi telur dalam jumlah sedang demi kesehatan jantung.
3. Berat badan akan bertambah
Berat badan akan bertambah jika sarapan telur berkalori tinggi menjadi kebiasaan sehari-hari. Apalagi jika ditambah makanan berat seperti sosis berlemak, kentang goreng, pancake manis dan kopi yang manis.
Untuk kesehatan dan berat badan yang optimal, Anda juga dapat bereksperimen dengan memasak telur dalam lemak yang menyehatkan jantung seperti memakai minyak zaitun.
4. Meningkatkan risiko diabetes
Makan telur dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya. Dalam sebuah studi tahun 2009 di jurnal Diabetes Care, orang yang makan lebih dari tujuh telur per minggu memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang makan lebih sedikit telur.
Meskipun demikian, penelitian lain menemukan bahwa makan telur sebenarnya dapat meningkatkan kontrol gula darah dan sensitivitas insulin pada orang dengan pradiabetes dan tipe 2, dan American Diabetes Association merekomendasikan telur sebagai sumber protein.